Adzan & Iqamah

Adzan: merupakan tanda masuk waktu yang didengungkan dengan suara yang keras, hukumnya sunah muakkadah selalu dilakukan Rasulallah saw setiap masuk waktu shalat fardhu.

Iqamah: merupakan tanda akan didirikan shalat.

Syarat Adzan

1- Masuk waktu.

Tidak sah adzan sebelum masuk waktu karena ia merupakan pemberitahuan masuknya waktu kecuali waktu adzan subuh boleh dilakukan dua kali, pertama sebelum masuk waktu subuh dan yang kedua pada waktu masuk waktu.

عَنْ ابْنِ عُمَر رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ (رواه الشيخان)

Sesuai dengan sabda Rasulallah saw dari Ibnu Umar ra: “Sesungguhnya Bilal adzan diwaktu malam, karena itu makanlah dan minumlah sehingga Ibnu Ummi Maktum adzan”. (HR. Bukhari Muslim). Adzan yang pertama dianjurkan untuk membangunkan orang dari tidurnya agar memberikan kesempatan mandi bagi orang junub.

2- Tertib dalam kalimat-kalimatnya
3- Berturut turut / tidak boleh putus
4- Dengan bahasa Arab (untuk keseragaman)
5- Didengar oleh Masyarakat
6- Muadzin (yang beradzan) harus laki laki tidak boleh perempuan



Syarat Muadzin

Harus seorang Muslim tidak sah adzan seorang kafir
Harus sudah cukup usia sedikitnya 6 tahun
Berakal (tidak gila)
Kesimpulannya adzan merupakan ibadah dan mereka yang tidak memiliki syarat (selain tersebut diatas) bukan ahlinya.


Lafadh Adzan

Lafadh Adzan terdiri dari 17 kalimat

Dari Abu Mahdhurah, ia berkata: “Wahai Rasulullah! Ajarkan aku bagaimana caramu mengucapkan adzan!” Rasulullah saw memegang kepalaku dan berkata, “Katakan seperti ini:

اَللهُ اَكْبَر  (Allah Mahabesar) اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)

اَللهُ اَكْبَر  (Allah Mahabesar) اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)

أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ  إلا الله  (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)

أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ  إلا الله  (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)

أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله  (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)

أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله  (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)

Rendahkan dengannya sauramu dan angkat suaramu sewaktu bersyahadat yaitu:

أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ  إلا الله  (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)

أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ  إلا الله  (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)

أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله  (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)

أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله  (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)

حَيَّ عَلىَ الصَلاَة (Mari kita shalat)

حَيَّ عَلىَ الصَلاَة(Mari kita shalat)

حَيَّ عَلىَ الْفَلاَح (Mari kita menuju kemenangan)

حَيَّ عَلىَ الْفَلاَح (Mari kita menuju kemenangan)

Jika adzan subuh kamu tambah dengan kalimat

اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْم(Shalat itu lebih baik dari pada tidur)

اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْم(Shalat itu lebih baik dari pada tidur)

اَللهُ اَكْبَر  (Allah Mahabesar)

اَللهُ اَكْبَر  (Allah Mahabesar)

لآ إلَهَ  إلا الله (Tiada Tuhan selain Allah) (HR Muslim dan Abu Daud)


Lafadh Iqamah

Lafadh Iqamah terdiri atas 11 kalimat:

اَللهُ اَكْبَر  (Allah Mahabesar)

اَللهُ اَكْبَر  (Allah Mahabesar)

أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ  إلا الله  (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)

أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله  (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)

حَيَّ عَلىَ الصَلاَة(Mari kita shalat)

حَيَّ عَلىَ الْفَلاَح (Mari kita menuju kemenangan)

قَد قَامَتِ الصَّلاَةْ  (Shalat didirikan)

قَد قَامَتِ الصَّلاَةْ  (Shalat didirikan)

اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)

اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)

لآ إلَهَ  إلا الله (Tiada Tuhan selain Allah)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أُمِرَ بِلاَلٌ أَنْ يُشْفِعَ الأَذَانَ وَيُوتِرَ الإِقَامَةَ إِلاَّ الإِقَامَة أَيْ إِلاَّ لَفْظَ ” قَدْ قَامَتْ الصَلاَةُ ” (رواه الشيخان)

Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: ” Bilal diperintahkan untuk menggenapkan (dua kali-dua kali) adzan dan mewitirkan (satu kali-satu kali) iqamah, kecuali lafadh-lafadh iqamat, “Qad qaamatish shalaah, Qad qaamatish shalaah” (HR Bukhari Muslim)

No comments: