Shalat Tahiyyatul Masjid

Shalat tahiyyatul masjid ialah shalat sunnat yang dikerjakan oleh jama'ah yamg sedang masuk ke masjid, baik pada hari Jum'at maupun lainnya, diwaktu malam atau siang.

Jika kita masuk kedalam masjid, hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan shalat sunnat dua raka'at. Shalat sunnat ini di sebut shalat tahiyyatul masjid, artinya shalat untuk menghormati masjid.

Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ

Artinya:
Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk. (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Cara mengerjakan shalat sunnah tahiyatul masjid sama seperti mengerjakan shalat sunnah lain pada umumnya hanya niatnya yang berbeda.

Lafazh niatnya sebagai berikut :

اُصَلِّى سُنَّةً تَحِيَّةُ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى

"Ushalli sunnata tahiyyatal masjidi rak'ataini lillaahi ta'aala" - "Allahu akbar"

Artinya :
Aku niat shalat sunnat tahiyatal masjid dua raka'at karena Allah Ta'ala. Allahu - Akbar.

Orang yang masuk ke masjid dikala khatib sedang berkhuthbah, hendaklah shalat - tahayyatul masjid dilakukan dengan ringan, artinya jangan terlalu lama, untuk segera dapat mendengarkan khuthbah.

Shalat Dhuha

Shalat dhuha ialah shalat sunnat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik. Waktu shalat dhuha ini kira - kira matahari sedang naik tinggi kurang lebih tujuh hasta (pukul tujuh sampai masuk waktu zhuhur).

Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dalam hadist sebagai berikut:

قاَلَ رَسُوُل اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ مَنْ حَا فَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضَّحَى غَفِرَ لَهُ ذُ نُوْ بُهُ وَ اِنْ كَا نَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ 

"Qaala Rasulullahi SAW : Man haafazha 'alaa syuf'atidh dhuha, ghufira lahu dzunubuhu wain kaanat mitsla zabadil bahri."

Artinya :
Siapa saja yang dapat mengerjakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosa - dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan. (H R Turmudzi)

Sekurang - kurangnya shalat dhuha dilakukan dua raka'at, boleh empat raka'at, atau delapan raka'at.

Bacaan surat dalam shalat dhuha pada raka'at pertama ialah surat Asy Syamsu (Wasy Syamsi wadhuhaaha) dan pada raka'at kedua surat Adh-dhuha (Wadh-dhuhaa wal-laili).

Lafazh niatnya sbb :

اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحَى رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى

"Ushalli sunnatadh dhuha rak'ataini lillaahi ta'ala. Allahu akbar"

Artinya :
Aku niat shalat sunat dluha dua raka'at, karena Allah ta'ala. Allahu Akbar.

Do'a yang dibaca setelah selesai shalat dhuha :

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

"Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadikash shalihin."

Artinya :
Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, kekuatan itu kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba - hamba-Mu yang shaleh.

referensi: Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (Drs. Moh. Rifa'i, 1976)

Shalat Istiqa' (Memohon Hujan)

Shalat istiqa' adalah shalat sunnat untuk memohon hujan dan disunnatkan bagi orang - orang yang muqim atau musafir, dikala sangat menghajatkan air karena tidak ada hujan atau keputusan air dari sumbernya.

Cara melaksanakannya ada tiga cara, yaitu :
  1. Berdo'a saja sembarang tempat dan waktu, dengan suara yang nyaring atau lemah.
  2. Menambah do'a istiqa (mohon turunnya hujan) pada khuthbah Jum'at.
  3. Dengan shalat dua raka'at yang disertai dengan dua khuthbah.
Lafazh niatnya :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا)  لِلَّهِ تَعَالَى

"Ushalli Sunnatal Istisqa’i Rak’ataini (imaman/ ma’muman) Lillahi Ta’ala"

Artinya:
Saya Niat Salat Sunah Istisqa’ Dua Rakaat (jadi imam/ makmum) Karena Allah Ta’ala

Cara melaksanakannya

  1. Tiga hari sebelum melakukan shalat istiqa, Imam atau Ulama memerintahkan kaum nya agar berpuasa tiga hari lamanya, dan menganjurkan pula agar mereka beramal baik, seperti sedekah, taubat dari segala dosa, mengusahakan perdamaian dengan orang - orang yang dianggap lawan, dan melepaskan diri dari kezhaliman.
  2. Pada hari yang keempat, semua penduduk/kaum disuruh keluar dari rumah bahkan binatang ternak, merekapun ikut serta dikeluarkan ke tanah lapang, sebaiknya dengan pakaian yang sederhana dengan tidak memakai wangi - wangian dan tidak berhias dan selama itu orang dianjurkan supaya memperbanyak membaca istighfar artinya memohon ampun.
  3. Setelah salam, khathib membacakan dua khuthbah yang pertama dimulai dengan membaca istighfar 9 kali pada khuthbah yang kedua dimulai dengan membaca istigfar 7 kali.

Pelaksanaan Khutbah Istiqa'

Cara melaksanakan berkhutbah istiqa ada sedikit berbeda dengan khutbah Jum'at atau lainnya, yakni :
  1. Khathib disunatkan memakai selendang.
  2. Khutbahnya berisi anjuran supaya beristighfar dan merendahkan diri kepada Allah serta berkeyakinan, bahwa Allah akan mengabulkan, yakni akan menurunkan hujan.
  3. Ketika berdo'a, hendaknya mengangkat kedua tngan lebih tinggi hingga terbuka antara lengan dan badannya.
  4. Pada khutbah yang kedua, dikala berdo'a hendaknya khatib berpaling kekiblat artinya membelakangi ma'mum dan bersama - sama semuanya berdo'a terus. Dalam berdo'a dengan suara nyaring, makmumnya pun dianjurkan mengikuti do'anya dengan suara yang nyaring pula.
  5. Ketika berpaling kekiblat, khatib hendaknya merobah selendangnya yang kanan ke kiri dan yang diatas ke bawah.

Lafazh istighfar dan do'a istiqa' ialah :


أَسْتَغْفِرُ الله الَّذِي لآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

"Astaghfirullahal-ladzi la ilaha illa Huwal-Hayyul-Qayyum, wa atubu ilaih"

Artinya :
Aku memohon ampunan kepada Allah, tiada Tuhan selain Allah, Dia yang hidup dan yang tegak dan Aku bertaubat kepadaNya

Do'a Istiqa'

Do'a yang sering dibaca dalam shalat istiqa, baik dalam khutbah maupun diluar khutbah ialah :


"Allaahummasqinal-ghaitsa wa laa taj'alnaa minal-qaanithiin"

Artinya:
"Ya Allah tumpahkanlah hujan kepada kami dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang berputus asa. "

"Allaahumma 'alath-thiraabi wal-aakaanv wa manaabitisy-syajari wa buthuunil-audiyah. Allaahumma hawaalainaa wa laa `alainaa"

Artinya:
"Ya Allah, curahkanlah hujan itu di atas tumpukan-tumpukan tanah (gumuk) dan bukit-bukit, tempat pepohonan tanaman dan tumbuh-tumbuhan, dan di lembah-lembah. Ya Allah, curahkanlah di sekeliling kami dan jangan di atas kami."
"Allaahummaj`alhaa suqyaa rahmatin wa laa taj'alhaa suqyaa `adzaabin wa laa muhqin wa laa balaa'in wa laa hadamin wa laa gharaqin"

Artinya: :
"Ya Allah, jadikanlah hujan ini sebagai siraman rahmat, dan janganlah menjadikan hujan ini sebagai siraman siksa, dan janganlah menjadikan hujan ini suatu siraman yang memusnahkan harta benda dan mara bahaya dan jangan siraman yang menghancurkan dan menenggelamkan."

"Allaahammasqinaa ghaitsan mughiitsan hanii'an marii'an marii'an sahhan `amman ghadaqan thabaqan mujallalan daa'iman ilaa yaumid-diin. Allaahnnmiasqinal-ghaitsa wa laa taj`alnaa minal-qaanithiin"

Artinya:
"Ya Allah, siramilah kami dengan hujan yang menyelamatkan, menyenangkan, menyuburkan, mengalirkan ke segenap penjuru, banyak air dan kebaikannya, memenuhi sungai-sungai dan selalu mengalir merata hingga sampai hari kiamat. Ya Allah, tumpahkanlah hujan kepada kami, dan janganlah menjadikan kami orang-orang yang berputus asa. "

"Allaahumma bil-`ibaadi wal-bilaadi minal-juhdi wal-juu`i wadh-dhanki wa laa nasykuu Ulna ilaika"

Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya hamba dan negeri tengah ditimpa kemelaratan dan kelaparan dan kesempitan hidup dan kami tidak dapat mengadukan kecuali kepada Engkau. "

"Allaahumma anbitiz-zar'a wa adirra lanadh-dhar`a wa anzil `alainaa min barakaatis-samaa'i wa anbit min barakaatil-ardhi waksyif `annaa minal-balaa'i maa laa yaksyifuhu ghairuka"

Artinya:
"Ya Allah, tumbuhkanlah tanaman-tanaman ini untuk kami dan perbanyaklah air-air susu binatang-binatang untuk kami, tumpah-kanlah barokah dari langit untuk kami, tumbuhkanlah isi bumi ini untuk kami, dan hindarkanlah kami dari mara bahaya sesuatu bencana alam yang tak akan mampu kami menghindarkan, kecuali Engkau ya Allah. "

للهُمَّ اِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ اِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارَ، فَاَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرََارًا 

"Allaahumma innaa nastaghfiruka innaka kunta ghaffaaran fa arsilis-samaa'a `alainaa midraaraa"

Artinya :
“Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon ampunanMu, Sungguh Tuhan Maha Pengampun. Tumpahkanlah hujan itu dari langit untuk kami dengan sederas - derasnya”.

referensi: Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (Drs. Moh. Rifa'i, 1976)