Do'a Menghilangkan Pikiran Kotor

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ ، وَالأَعْمَالِ ، وَالأَهْوَاءِ

"Allahumma inni a'udzu bika min munkarootil akhlaaqi wal a'maali wal ahwaa."

Artinya:
Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlak, amal, dan hawa nafsu yang mungkar. (HR. Tirmidzi)

Tata Cara Umroh

Sebelum membahas tata cara umrah perlu diketahui bahwa Rukun Umrah, yaitu hal-hal yang wajib dalam ibdah umrah adalah sebagai berikut:

  1. Ihram, yaitu mengenakan pakaian ihram dengan niat untuk melaksanakan umrah di tempat Miqat.
  2. Tawaf Umrah, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali.
  3. Sa'i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 Kali.
  4. Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut.
  5. Tertib, yaitu mengerjakannya sesuai dengan urutannya serta tidak ada yang tertinggal.

Tata cara umrah berikut ini mengacu pada buku "Tuntunan Manasik Haji dan Umrah" Kementrian  Agama Republik Indonesia (2020) yang dikutip dari website Tazkiyah Global Mandiri


Keberangkatan Menuju Tempat Miqat

Sebelum meninggalkan hotel atau tempat tinggal menuju tempat pengambilan miqat, Jemaah dianjurkan untuk melakukan berapa hal sebagai berikut :

  • Mandi ihram

Mandi Ihram bisa dilakukan di hotel atau di tempat miqat. Namun dengan beberapa pertimbangan seperti pertimbangan efisiensi waktu Jemaah Indonesia lebih banyak melaksanakan mandi ihram di hotel.

Mandi Ihram di hotel ini dibolehkan sesuai hadis yang diriwayatkan Turmidzi dari Zaid bin Tsabit berkata “Saya melihat Nabi SAW melepaskan pakaiannya dan mandi untuk ihlal”.

Adapun niat mandi ihram dapat dibaca sebagai berikut:

نَوَيْتُ غُسْلَ الِإحرَام سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaytu ghuslal ihrāmi sunnatan lilāhi ta ālā.

Artinya:

"Saya niat mandi ihram sunnah karena Allah SWT."

  • Memotong kuku atau kumis

Selayaknya berpenampilan yang terbaik untuk beribadah kepada Allah, maka jamaah umrah dianjurkan untuk memotonga kuku, kumis, rambut atau bulu – bulu yang ada di badan sebelum memulai rangkaian ibadah umrah. 
Namun harus diketetika sudah dalam keadaan ihram, memotong kuku, kumis, rambut atau bulu – bulu yang ada di badan adalah hal-hal dilarang hingga selesainya rangkaian ibadah umrah yang ditandai dengan bertahalul. 

  • Memakai farfum atau deodorant

Memakai parfum atau wangi – wangian dilarang ketika sudah berihram. Untuk menghindari bau atau aroma yang bisa mengganggu orang lain, maka dianjurkan kepada setiap Jemaah untuk memakai wangi – wangian atau deodorant sebelum berniat ihram.

Ketika Tiba di Tempat Miqat (Biasanya jamaah Indonesia mengambil tempat miqat di Masjid Bir ‘Ali)

Lihat juga : Miqat-Miqat Haji

Ketika sudah tiba di Masjid Bir ‘Ali,  jemaah disunnahkan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  • Mandi atau berwudhu

Bagi Jemaah yang belum mandi ihram di hotel, maka disunahkan untuk mandi ihram di Masjid Bir’ ‘Ali. Setiap Jemaah harus memastikan bahwa mereka sudah berwudhu atau wudhunya tidak batal sebelum memasuki masjid.

Sebelum memasuki Masjid, Jemaah harus memastikan telah memakai pakaian ihram dengan benar, dan bagi laki – laki tidak ada pakaian berjahit seperti pakaian dalam kecuali 2 (dua) lembar pakaian ihram.

  • Shalat sunnah ihram

Selanjutnya Jemaah melaksanakan shalat sunnah ihram dua rakaat. Dalam sebuah riwayat dari Imam Muslim dikatakan bahwa “Nabi SAW melakukan shalat dua rakaat di Dzulhulaifah tempat dimana Nabi memulai ihramnya” (HR Muslim)

  • Niat ihram

Setelah melaksanakan Shalat sunnah ihram, Jemaah melafalkan niat umrah :

لَبَّيْكَ اللَّـهُمَّ عُمْرَةً 

Labbaika Allahumma Umratan ;

Artinya:

Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumrah. 

atau

نَوَيْتُ العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بعُمْرَة

Nawaitul ‘umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma ‘umratan.

Artinya:

Aku niat melaksanakan umrah dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumrah.

Setelah Jemaah kembali ke bus, biasanya jemaah dipandu melafalkan niat umrah bersama-sama oleh pembimbing (Muthawwif).

Perjalanan Menuju Mekkah

Setelah niat Ihram Jemaah melanjutkan perjalanan menuju Mekkah. Hal­hal yang dilakukan jemaah selama dalam perjalanan sebagai berikut;

  • Selama dalam perjalanan, jemaah sangat dianjurkan untuk terus membaca talbiyah, shalawat, doa dan dzikir
  • Menghindari perbuatan – perbuatan yang dapat mengakibatkan terjadinya pelanggaran larangan ihram
  • Berdo’a ketika tiba di gerbang kota Makkah
  • Hendaklah memasuki kota Suci Makkah dengan hati yang khusyu’, dan usahakan untuk tetap membaca talbiyah dan berdoa sepenuh hati

Tiba di Hotel Mekkah dan Persiapan Thawaf

Setelah tiba di hotel, Jemaah biasanya diarahkan ke kamar masing – masing sambil melakukan orientasi pengenalan hotel khususnya lobbi hotel, pintu masuk, lokasi lift, lokasi restaurant dan tempat berkumpul. Menyesuaikan jadwal dari rombongan, kemungkinan Jemaah diberikan waktu beristirahat di kamar masing, sambil menunggu waktu rangkaian pelaksanaan ibadah umrah berikutnya.

  • Selama di hotel / istirahat Jemaah harus tetap menghindari perbuatan – perbuatan yang dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap larangan – larangan ihram.

Masuk ke dalam Masjidil Haram dan Melihat Ka’bah

Setelah cukup istirahat Jemaah berkumpul ditempat yang sudah ditentukan. Beberapa hal yang harus dilakukan adalah:

  • Berwudhu karena syarat sah melaksanakan thawaf adalah harus ada wudhu.
  • Hendaklah mendahulukan kaki kanan ketika memasuki Masjidil Haram
  • Ketika melihat Ka’bah disunahkan untuk mengangkat tangan dan berdoa:

اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَابَةً وَزِدْ مَنْ شَرّفَهُ وَكَرّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ وَاعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَكْرِيمًا وَتَعْظِيمًا وَبِرًّا

Allahumma zid haadzal baita tasyriifan wa ta'dhiiman wa takriiman wa mahaabatan. Wa zid man syarrafahu wa 'adhdhomahu wakarromahu mimman hajjahu awi'tamarohu tasyriifan wa ta'dhiiman wa takriiman wa birron.

Artinya:

" Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan dan wibawa pada Bait (Kabah) ini. Dan tambahkanlah pula pada orang-orang yang memuliakan, mengagungkan, menghormatinya di antara mereka yang berhaji atau yang berumrah dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kebaikan."

  • Menuju tempat thawaf dengan bersikap santun, tidak terburu­buru. Jika kondisi penuh dan berdesakan agar bersabar. Jika terdorong orang lain agar memaafkan seraya terus menyadari bahwa dirinya sedang berada di tempat yang suci dan sedang menjadi tamu Allah,
  • Sebelum meemulai thawaf Jemaah harus memastikan dirinya dalam keadaan bersih atau suci dari hadats, serta pakaiannnya suci dari najis dan auratnya tertutup.

Thawaf

Apabila jemaah umrah tergabung robongan maka disarankan melakukan thawaf tetap bersama berombongannya.

  • Thawaf dapat dilakukan di lantai satu dimana bangunan Ka'bah berada atau jika keadaan cukup ramai bisa juga dilakukan di lantai dua, tiga, maupun lantai empat.
  • Thawaf dilakukan sebanyak 7 kali putaran, dimulai dan diakhiri di sudut Hajar Aswad yang ditandai dengan lampu hijau di sebelah kanan.
  • Setelah tiba di rukun Hajar Aswad, jemaah disunahkan untuk beristilam yaitu:
    • menyentuh Hajar Aswad dan menciumnya apabila kondisi memungkinkan.
    • apabila tidak mampu atau karena kondisi yang sangat padat jemaah tidak dapat menyentuh Hajar Aswad, maka jemaah tidak perlu memaksakan diri. Jemaah cukup beristilam dengan melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad lalu mencium tangannya dengan mengucapkan:

 بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ

Bismillahi Allahu Akbar

Artinya:

Dengan nama Allah, Allah Maha Besar

Jemaah dilarang atau tidak boleh menyakiti dan melukai orang lain hanya karena ingin menyentuh atau mencium Hajar Aswad.

  • Selanjutnya, pada thawaf putaran kedua sampai putaran ke tujuh, jemaah cukup menghadapkan muka ke arah Hajar Aswad dengan mengangkat tangan dan mengecupnya sambil membaca:

بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ

Bismillahi Allahu Akbar

Artinya:

Dengan nama Allah, Allah Maha Besar

  • Selama thawaf tidak ada doa khusus. Jemaah disunahkan untuk terus berdzikir dan berdoa (doa apa saja) atau membaca Al­Qur’an. Dari Rukun Yamani ke Rukun Hajar Aswad jamaah dapat membaca doa:
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

Rabbana Atina Fiddunya Hasanatan Wa Fil Akhirati Hasanata Wa Qina 'Adzabanar 

Artinya: 
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka." 
  • Setiap Jemaah sampai di Rukun Yamani, disunahkan untuk mengusap Rukun Yamani (istilam), apabila kondisi tidak memungkinkan, cukup dengan mengangkat tangan tanpa mengecup dan mengucapkan:

بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ

Bismillahi Allahu Akbar

Artinya:

Dengan nama Allah, Allah Maha Besar

    • Pada putaran ke 1-3 jamaah laki-laki dianjurkan untuk lari-lari kecil sedangkan putaran 4-7 jalan biasa, adapun jamaah wanita tidak ada lari-lari kecil saat melakukan thawaf.
    • Selama melaksanakan thawaf jemaah dilarang atau tidak boleh menyentuh dinding Ka’bah, Hijir Ismail, dan Syadzarwan (pondasi Ka’bah). Karena menyentuh bagian­bagian itu membatalkan putaran thawaf yang sedang dilaksanakan, sehingga Jemaah harus memulai kembali putaran thawafnya di rukun Hajar Aswad. Sedangkan putaran sebelum dan sesudahnya tetap sah.
    • Apabila jemaah merasa ragu dengan jumlah putaran tawaf yang sudah dilakukan, maka Jemaah harus mengambil hitungan yang paling sedikit.
    • Sesudah thawaf disunahkan melaksanakan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim atau tempat manapun di Masjidil Haram kemudian berdoa,
    • Setelah itu Jemaah disunnahkan berdoa di Multazam, yaitu tempat antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Namun jika kondisinya tidak memungkinkan karena padat, jemaah bisa berdoa dengan mengambil tempat yang searah dengan Multazam,
    • Selanjutnya, setelah jemaah selesai melaksanakan salat sunah thawaf, dan berdoa di Multazam, jemaah disunahkan minum air Zamzam yang diambil dari tempat yang telah disediakan di galon atau kran air Zamzam kemudian berdoa.
    اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أْسْأَلُكَ عِلْمً نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَآءً مِنْ كُلِّ دَآءٍ وَسَقَمٍ بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

    Allahumma Inni Asaluka 'Ilman Nafi'an Wa Risqon Waasi'an Wa Syifaa'an Min Kulli Daa'in Wa Saqomin Bi Romhatika Ya Arhamar Rohimiin 

    Artinya:
    "Ya Allah, aku mohon kepadaMu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rizki yang luas dan sembuh dari segala sakit dan penyakit pikun dengan rahmatMu ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." 

    Sa’i

    Setelah Jemaah selesai melaksanakan thawaf dan semua rangkaiannya, jemaah selanjutnya:
    • Menuju ke tempat sa’i (mas’a) untuk melaksanakan sa’i yang dimulai dari bukit safa
    • Ketika Mendaki bukit safa, jemaah sambil berdzikir dan berdoa.
    • Setiba di atas bukit shafa, Jemaah menghadap kiblat dengan berdzikir dan berdoa
    • Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali perjalanan antara bukit safa dan marwah.
    • Perjalanan dari safa menuju marwah terhitung 1 kali perjalanan, dan perjalanan dari marwah ke safa terhitung 1 kali perjalanan. Jadi sa’i dimulai di bukit shafa dan berakhir di bukit marwah.
    • Jemaah dapat melakukan sa’i dengan berjalan kaki. Tapi bagi Jemaah yang uzur atau sakit boleh menggunakan kursi roda secara sendiri maupun dibantu oleh petugas atau jamaah lainnya.
    • Melakukan sa’i disunahkan suci dari hadats dan berturut-­turut tujuh putaran, tetapi dibolehkan diselingi lama atau sebentar untuk melakukan shalat fardhu atau lainnya
    • Ketika Jemaah tiba di lampu hijau, bagi Jemaah laki-laki disunnahkan untuk berlari-lari kecil, sedangkan Jemaah perempuan cukup berjalan.
    • Jemaah disunnahkan untuk berdzikir dan berdoa selama melakukan sa’i
    • Setelah cukup 7 kali perjalanan Jemaah membaca doa di bukit Marwah.

    Tahallul

    Setelah selesai melaksanakan sa’i Jemaah melakukan tahallul atau memotong sebagian rambutnya. Setelah jemaah selesai bercukur/memotong rambut kepala, maka ibadah umrah yang dia lakukan sudah selesai dan ia terbebas dari larangan­-larangan ihram (tahallul).

    • Untuk jamaah laki-­laki apabila ingin menyempurnakan dengan mencukur habis rambutnya (gundul) maka dapat dilakukan di tempat pangkas rambut di sekitar Masjidil Haram.
    • Bagi jamaah perempuan cukup memotong sebagian rambut kepala minimal tiga helai. 
    • Bagi jemaah yang kepalanya botak, tahallul dilakukan dengan menempelkan pisau cukur atau gunting di kepala sebagai isyarat mencukur rambut

    Demikianlah tata cara umroh sesuai sunnah Rasulullah SAW, untuk menjadi pegangan bagi setiap Jemaah yang ingin menunaikan ibadah umroh.


    Halaman ini adalah bagian dari rangkaian artikel yang berjudul "Haji & Umrah". Silakan klik tautannya untuk melihat rangkaian artikel Haji dan Umrah lainnya secara lebih lengkap.