Shalat Istiqa' (Memohon Hujan)

Shalat istiqa' adalah shalat sunnat untuk memohon hujan dan disunnatkan bagi orang - orang yang muqim atau musafir, dikala sangat menghajatkan air karena tidak ada hujan atau keputusan air dari sumbernya.

Cara melaksanakannya ada tiga cara, yaitu :
  1. Berdo'a saja sembarang tempat dan waktu, dengan suara yang nyaring atau lemah.
  2. Menambah do'a istiqa (mohon turunnya hujan) pada khuthbah Jum'at.
  3. Dengan shalat dua raka'at yang disertai dengan dua khuthbah.
Lafazh niatnya :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا)  لِلَّهِ تَعَالَى

"Ushalli Sunnatal Istisqa’i Rak’ataini (imaman/ ma’muman) Lillahi Ta’ala"

Artinya:
Saya Niat Salat Sunah Istisqa’ Dua Rakaat (jadi imam/ makmum) Karena Allah Ta’ala

Cara melaksanakannya

  1. Tiga hari sebelum melakukan shalat istiqa, Imam atau Ulama memerintahkan kaum nya agar berpuasa tiga hari lamanya, dan menganjurkan pula agar mereka beramal baik, seperti sedekah, taubat dari segala dosa, mengusahakan perdamaian dengan orang - orang yang dianggap lawan, dan melepaskan diri dari kezhaliman.
  2. Pada hari yang keempat, semua penduduk/kaum disuruh keluar dari rumah bahkan binatang ternak, merekapun ikut serta dikeluarkan ke tanah lapang, sebaiknya dengan pakaian yang sederhana dengan tidak memakai wangi - wangian dan tidak berhias dan selama itu orang dianjurkan supaya memperbanyak membaca istighfar artinya memohon ampun.
  3. Setelah salam, khathib membacakan dua khuthbah yang pertama dimulai dengan membaca istighfar 9 kali pada khuthbah yang kedua dimulai dengan membaca istigfar 7 kali.

Pelaksanaan Khutbah Istiqa'

Cara melaksanakan berkhutbah istiqa ada sedikit berbeda dengan khutbah Jum'at atau lainnya, yakni :
  1. Khathib disunatkan memakai selendang.
  2. Khutbahnya berisi anjuran supaya beristighfar dan merendahkan diri kepada Allah serta berkeyakinan, bahwa Allah akan mengabulkan, yakni akan menurunkan hujan.
  3. Ketika berdo'a, hendaknya mengangkat kedua tngan lebih tinggi hingga terbuka antara lengan dan badannya.
  4. Pada khutbah yang kedua, dikala berdo'a hendaknya khatib berpaling kekiblat artinya membelakangi ma'mum dan bersama - sama semuanya berdo'a terus. Dalam berdo'a dengan suara nyaring, makmumnya pun dianjurkan mengikuti do'anya dengan suara yang nyaring pula.
  5. Ketika berpaling kekiblat, khatib hendaknya merobah selendangnya yang kanan ke kiri dan yang diatas ke bawah.

Lafazh istighfar dan do'a istiqa' ialah :


أَسْتَغْفِرُ الله الَّذِي لآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

"Astaghfirullahal-ladzi la ilaha illa Huwal-Hayyul-Qayyum, wa atubu ilaih"

Artinya :
Aku memohon ampunan kepada Allah, tiada Tuhan selain Allah, Dia yang hidup dan yang tegak dan Aku bertaubat kepadaNya

Do'a Istiqa'

Do'a yang sering dibaca dalam shalat istiqa, baik dalam khutbah maupun diluar khutbah ialah :


"Allaahummasqinal-ghaitsa wa laa taj'alnaa minal-qaanithiin"

Artinya:
"Ya Allah tumpahkanlah hujan kepada kami dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang berputus asa. "

"Allaahumma 'alath-thiraabi wal-aakaanv wa manaabitisy-syajari wa buthuunil-audiyah. Allaahumma hawaalainaa wa laa `alainaa"

Artinya:
"Ya Allah, curahkanlah hujan itu di atas tumpukan-tumpukan tanah (gumuk) dan bukit-bukit, tempat pepohonan tanaman dan tumbuh-tumbuhan, dan di lembah-lembah. Ya Allah, curahkanlah di sekeliling kami dan jangan di atas kami."
"Allaahummaj`alhaa suqyaa rahmatin wa laa taj'alhaa suqyaa `adzaabin wa laa muhqin wa laa balaa'in wa laa hadamin wa laa gharaqin"

Artinya: :
"Ya Allah, jadikanlah hujan ini sebagai siraman rahmat, dan janganlah menjadikan hujan ini sebagai siraman siksa, dan janganlah menjadikan hujan ini suatu siraman yang memusnahkan harta benda dan mara bahaya dan jangan siraman yang menghancurkan dan menenggelamkan."

"Allaahammasqinaa ghaitsan mughiitsan hanii'an marii'an marii'an sahhan `amman ghadaqan thabaqan mujallalan daa'iman ilaa yaumid-diin. Allaahnnmiasqinal-ghaitsa wa laa taj`alnaa minal-qaanithiin"

Artinya:
"Ya Allah, siramilah kami dengan hujan yang menyelamatkan, menyenangkan, menyuburkan, mengalirkan ke segenap penjuru, banyak air dan kebaikannya, memenuhi sungai-sungai dan selalu mengalir merata hingga sampai hari kiamat. Ya Allah, tumpahkanlah hujan kepada kami, dan janganlah menjadikan kami orang-orang yang berputus asa. "

"Allaahumma bil-`ibaadi wal-bilaadi minal-juhdi wal-juu`i wadh-dhanki wa laa nasykuu Ulna ilaika"

Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya hamba dan negeri tengah ditimpa kemelaratan dan kelaparan dan kesempitan hidup dan kami tidak dapat mengadukan kecuali kepada Engkau. "

"Allaahumma anbitiz-zar'a wa adirra lanadh-dhar`a wa anzil `alainaa min barakaatis-samaa'i wa anbit min barakaatil-ardhi waksyif `annaa minal-balaa'i maa laa yaksyifuhu ghairuka"

Artinya:
"Ya Allah, tumbuhkanlah tanaman-tanaman ini untuk kami dan perbanyaklah air-air susu binatang-binatang untuk kami, tumpah-kanlah barokah dari langit untuk kami, tumbuhkanlah isi bumi ini untuk kami, dan hindarkanlah kami dari mara bahaya sesuatu bencana alam yang tak akan mampu kami menghindarkan, kecuali Engkau ya Allah. "

للهُمَّ اِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ اِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارَ، فَاَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرََارًا 

"Allaahumma innaa nastaghfiruka innaka kunta ghaffaaran fa arsilis-samaa'a `alainaa midraaraa"

Artinya :
“Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon ampunanMu, Sungguh Tuhan Maha Pengampun. Tumpahkanlah hujan itu dari langit untuk kami dengan sederas - derasnya”.

referensi: Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (Drs. Moh. Rifa'i, 1976)

No comments: