Shalat Jum'at

Shalat Jumat (Arab: صَلَاة ٱلْجُمُعَة, Ṣalāt al-Jumuʿah) adalah shalat yang diselenggarakan oleh Muslim pria setiap hari Jumat menggantikan Shalat Zuhur. Shalat Jum'at itu hukumnya fardlu 'ain bagi tiap-tiap muslim, mukallaf, laki - laki, sehat dan bermukim.

Syarat-Syarat Sahnya Jum'at

Syarat-syarat sahnya melakukan shalat Jum'at ada tiga :

  1. Tempat shalat Jum'at harus tertentu.
  2. Jumlah orang yang berjama'ah sekurang-kurangnya 40 orang laki-laki. *)
  3. Dilakukan dalam waktu zhuhur.
  4. Sebelum shalat Jum'at didahului oleh dua khuthbah.

*) Jumlah yang hadir Jum'at : sejak dahulu hingga sekarang merupakan masalah yang sangat diperhatikan orang, walaupun di dalam Al-Qur'an tidak diterangkan bahwa sahnya Jum'at itu harus sekian orang yang hadir, namun andaikata jumlah 40 orang yang hadir dalam Jum'at dijadikan syarat sahnya Jum'at bagi masyarakat di Indonesia pada umumnya tidak mengalami kesulitan, karena hal itu pada umumnya telah terpenuhi.
Sungguhpun demikian risalah ini perlu kita kemukakan beberapa pendapat yang mungkin dapat dijadikan pegangan bagi daerah-daerah tertentu yang mengunjung Jum'atnya kurang dari 40 orang.


1. Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi) menyatakan cukup empat orang termasuk imam. Pendapat ini dengan alasan satu hadis sbb. :

(الجمعة واجبة على كلّ قرية فيها امام وان لم يكونوا الّا اربعة (رواه الطبرانى

Artinya :
''Jum'at itu wajib bagi tiap-tiap desa yang ada padanya seorang imam, walaupun penduduknya hanya ada 4 orang''. (H.R Thabrani)

2. Imam AuZa'i menyatakan jum'at itu cukup 12 orang. Pendapat ini dengan alasan hadis sbb. :

اوّل من قدم المدينة من المهاجرين مصعب بن عمير وهو اوّل من جمع بها يوم الجمعة قبل ان يقدم النّبيّ صلّى الله عليه وسلّم وهم إثنا عشر رجلا

Artinya :
''Orang yang pertama kali datang kemadinah dari kaum Muhajirin ialah Mush'ab - bin 'Umair, dan dialah orang pertama mendirikan Jum'at disitu pada hari Jum'at, sebelum Nabi Muhammad saw datang (dan waktu itu) mereka dua belas orang''. (H.R Thabrani)

3. Imam Syafi'i menyatakan Jum'at itu harus 40 orang, dengan alasan hadis sbb. :

قال عبد الرّحمن بن كعب: كان ابى إذا سمع النّداء يوم الجمعة ترحّم لأسعد بن زرارة، فقلت له: إذا سمع النّداء ترحّمت لأسعدبن زرارة؟ قال: لأنّه اوّل من جمّع بنا فى هزم النّبيت، فقلت : كم كنتم يومئد؟ قال : اربعون رجلا (رواه ابوداود

Artinya :
''Telah berkata Abdurrahman bin Ka'b : ''Bapak saya ketika mendengar adzan hari Jum'at biasa mendo'akan bagi As'ad bin Zararah. Maka saya bertanya kepadanya : Apabila mendengar adzan mengapa ayah mendo'akan untuk As'ad bin Zararah ? Menjawab ayahnya : Karena dialah orang yang pertama kali mengumpulkan kita untuk shalat Jum'at didesa Hazmin Nabit. Maka bertanya saya kepadanya : Berapakah waktu - orang hadir ? Ia menjawab : ''Empat puluh orang laki-laki''. (H.R Abu Dawud)

Beberapa pendapat ini dapat ditela'ah kembali, pada Kitab Nailul Authar, jilid III di sekitar halaman 284. Semoga hal ini ada manfaatnya terutama bagi daerah pelosok yang ingin mensyi'arkan Islam dengan shalat Jum'at namun penduduknya kurang dari 40 orang.

Hukum Khuthbah

  1. Membaca ''Alhamdulilah'' dalam dua khuthbah itu.
  2. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw dalam dua khuthbah.
  3. Berwasiat dengan ''taqwa'' kepada Allah dalam dua khuthbah.
  4. Membaca ayat Al - Qur'an dalam salah satu khuthbah.
  5. Memohonkan maghfirah (ampunan) bagi sekalian mukminin pada khuthbah yang - kedua.


Syarat-Syarat Khuthbah

  1. Isi rukun khuthbah dapat didengar oleh 40 orang ahli Jum'at.
  2. Berturut-turut antara khuthbah pertama dengan khuthbah kedua.
  3. Menutup auratnya.
  4. Badan, pakaian dan tempatnya suci dari hadas dan najis.


Sunah-Sunah Jum'at

Bagi orang yang menghadiri shalat Jum'at disunatkan 6 perkara :

  1. Mandi dan membersihkan tubuh.
  2. Memakai pakaian putih.
  3. Memotong kuku.
  4. Memakai wangi-wangian.
  5. Memperbanyak membaca ayat-ayat Al-Qur'an, do'a dan dzikir.
  6. Tenang waktu khathib membaca khuthbah.


Keterangan : Bagi orang yang terlambat datang ke masjid, sedang khathib tengah berkhuthbah, hendaknya mempercepat shalat sunnahnya (tahiyyatal masjid) dua raka'at, kemudian - duduk terus mendengarkan khuthbah.
referensi: Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (Drs. Moh. Rifa'i, 1976)

No comments: