Doa Untuk Ibu

بسم الله الرحمن الرحيم

Ya Allah..

Jika ibu yg ku sayangi sedang tidur,
jagalah tidurnya dan segarkanlah bangunnya..

Jika ibu yg kusayangi sedang beribadah,
terimalah ibadahnya..

Jika ibu yg kusayangi sedang berdoa,
kabulkanlah doanya..

Jika ibu yg kusayangi sedang bekerja,
ringankanlah pekerjaannya..

Jika ibu yg kusayangi sedang terbelenggu kesulitan,
bebaskanlah kesulitannya. Dan ganti dengan segala kemudahan..

Ya Tuhan..

Jika ibu yg ku sayangi sedang sakit,
sembuhkanlah sakitnya..

Jika ibu yg kusayangi sedang bersusah hati,
gembirakanlah..

Jika ibu yg kusayangi sedang musafir,
selamatkanlah..

Jika ibu yg kusayangi sedang cemas,
tentramkanlah hatinya..

Jika ibu yg kusayangi sedang khilaf,
sayangi dan ampunkanlah..

Jika ibu yg kusayangi sedang lupa,
ingatkanlah dan maafkanlah..

Jika ibu yg kusayang sedang lapang dan sejahtera,
karunialah dia rasa syukur yg tak ada habisnya..

Ya Allah...

Ada diantara kami yg mana ibunya tlah tiada,
maka ampunkanlah dosa"nya, lapangkan kuburnya, dekatkanlah ia kepada-Mu..

Aamiin Ya Rabbal'al Aamiin

Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2013

Hari AIDS Sedunia Bukan Perayaan Tapi Peringatan

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa pada masa ini hampir setiap individu sudah terjangkiti suatu penyakit yang tidak berbahaya namun meresahkan sebagian orang yang telah menyadari apa arti penyakit ini. Seiring berkembangnya sosial media saat ini, maka semakin gencar pulalah perayaan (update status) “ucapan selamat” di akun sosial media sekarang ini. Bukan sosial media dan perayaan itu yang disalahkan, namun pemikiran orang yang melakukan hal itulah yang wajib dipertanyakan dan dikoreksi ulang.

Layaknya hari besar yang lain, ucapan “selamat” dalam menyabut suatu perayaan adalah hal yang sederhana dan biasa-biasa saja jika dilontarkan untuk mengisi peringatan atau perayaan seperti “Selamat Hari Ibu” ataupun “Selamat Hari Guru”. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah jika ada yang mengupdate status di sosial medianya yaitu “ Selamat Hari Aids Sedunia”.

Pertanyaan menariknya adalah pantaskah ucapan “Selamat” itu untuk mendeskrpsikan peringatan Hari AIDS Sedunia ini ??? “Selamat” untuk siapa ??? dan Apa yang terjadi sehingga diucapkan kata “Selamat” ???


1 Desember, Bukan Perayaan melainkan Peringatan

1 Desember bukanlah suatu perayaan melainkan suatu peringatan akan kewaspadaan serta meningkatkan kesadaran untuk pencegahan terhadap sindrom penurunan system kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV (Human Immune deficiency Virus). Kekebalan tubuh bisa sangat menurun terjadi pada keadaan akibat transpalantasi organ atau supresi oleh karena obat-obatan steroid, dengan kata lain bukan dikarenakan HIV saja. Jadi, tentu selama ini sebagian masyarakat salah kaprah, mungkin dikarenakan asyik merayakan suatu perayaan di sosial medianya sampai-sampai mereka lupa bahwa “Hari Aids Sedunia” beda dengan hari perayaan lainnya, serta “Hari Aids Sedunia” bukan sebagai bentuk perayaan namun sebagai peringatan keras akan bahaya sindrom ini.


Ancaman Bahaya HIV/AIDS

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwasanya virus HIV dan penyakitnya AIDS tidak hanya berhasil memberikan ancaman sebagai virus yang mematikan bagi yang terinfeksi, tetapi juga juga berhasil menyebabkan parno berat dalam masyarakat. Sebagai contoh, kalangan medis yang akan menangani masalah sindrom penurunan system kekebalan ini akan sangat berhati-hati ketika berhadapan dengan kasus ini. Betapa tidaknya, meskipun kalangan medis sudah dibekali dengan pengetahuan yang tinggi dibanding masyarakat awam serta bekerja sesuai dengan prosedur serta berbasis kompetensi namun hal ini membutuhkan kewaspadaan yang ekstra bahkan dapat dipastikan terselip rasa takut apabila terjadi “kecelakaan atau sesuatu yang tidak diinginkan” ketika mengoperasikan alat-alat kedokteran saat bersentuhan dengan cairan tubuh penderita HIV/AIDS ini.

Begitu pula paranoid (kewaspadaan) ini menjangkiti masyarakat awam secara umum. Kewaspadaanpun mutlak dan sepatutnya dirasakan oleh orang-orang yang dekat dengan kasus ini, seperti keluarga penderita, pengguna narkoba dan pekerja dunia kelam ( seks komersial) yang mendominasi beresiko tinggi terjangkit penyakit ini. Namun demikian, masyarakat yang menurut lingkungan dan prilakunya bisa dikatakan minim beresiko, bisa jadi tertular penyakit ini. Sebagai contoh mirisnya kasus ini adalah bayi-bayi yang baru lahir yang tidak berdosa bisa jadi korban akibat tertular melalui transmisi perinatal, tertular ibu kandung yang terinfeksi virus HIV dalam tubuhnya cukup tinggi baik saat kehamilan, persalinan, maupun saat msa menyusui.

Begitu mirisnya paranoid pada kasus sindrom penurunan system kekebalan ini, baik di kalangan paramedis, masyarakat yang beresiko tinggi hingga masyarakat yang minim sekali resikonya untuk terjangkit virus ini. Peringatan atau bahkan perayaan terhadap Hari Aids Sedunia semestinya dijadikan sebagai momentum untuk berintrospeksi diri, untuk saling mengingatkan tentang bahaya HIV/AIDS dengan catatan tidak hanya membuat baliho dengan slogan “ Bahaya AIDS” tetapi juga memberikan informasi dan pendidikan kepada msyarakat secara umum, serta tidak hanya membuat kegiatan atau dalam skala kecil yaitu update status di akun sosial media yang bertema perayaan HIV/AIDS ini, karena yakinlah seorang yang terjangkiti penyakit ini tidak akan merayakan keadaannya, bahkan ia akan memilih lebih baik mengakhiri hidupnya daripada harus mengidap penyakit berbahaya ini.


Penulis:
Oleh: Lara Novianti
Humas KAMMI Tanjungpinang
[suar.okezone.com]

Kisah Muhammad SAW

Pada waktu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka'abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.

Selepas itu Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad. Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada mulanya tidak mahu menerima baginda kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun begitu, Halimah membawa pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan akan memberkati keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan, kambing ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.


Kisah Dua Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad

Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul sebagai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk membedah Muhammad. Pada ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun tiada kesan yang aneh ditemui.

Kisah Nabi Isa AS

Seorang lagi Nabi Allah yang diceritakan dari kecil di dalam al-Qur'an ialah Isa. Baginda diutus kepada kaum Bani Israil dengan kitab Injil yang diturunkan sebelum al-Qur'an.

Di dalam al-Qur'an, Nabi Isa disebut dengan empat panggilan yaitu Isa, Isa putera Mariam, putera Mariam, dan al-Masih.

Ibunya seorang yang sangat dimuliakan Allah. Dia memilihnya di atas semua perempuan di semua alam. Firman-Nya, "Dan ketika malaikat-malaikat berkata, 'Wahai Mariam, Allah memilih kamu, dan membersihkan kamu, dan Dia memilih kamu di atas semua perempuan di semua alam'" (3:42).

Mariam, ibu Nabi Isa, telah menempuh satu ujian yang amat berat daripada Allah. Dia dipilih untuk melahirkan seorang Nabi dengan tanpa disentuh oleh seseorang lelaki. Dia adalah seorang perempuan yang suci.

Kelahiran

Kelahiran Nabi Isa merupakan suatu mukjizat kerana dilahirkan tanpa bapa. Kisahnya diceritakan di dalam al-Qur'an. Di sini, ceritanya bermula dari kunjungan malaikat kepada Mariam atas perintah Allah. Ketika itu, malaikat menyerupai manusia dengan tanpa cacat. Kemunculan malaikat membuat Mariam menjadi takut lalu berkata,

"Aku berlindung pada Yang Pemurah daripada kamu, jika kamu bertakwa (takut kepada Tuhan)!'

Dia (malaikat) berkata, 'Aku hanyalah seorang rasul yang datang daripada Pemelihara kamu, untuk memberi kamu seorang anak lelaki yang suci.'" (19:18-19)

Pada ayat yang lain, diceritakan bahawa malaikat yang datang itu telah memberi nama kepada putera yang bakal dilahirkan. Nama itu diberi oleh Allah, dan dia (Isa) akan menjadi terhormat di dunia dan akhirat sambil berkedudukan dekat dengan Tuhan. Ayatnya berbunyi: