Tarhim Subuh: Definisi, Arab, Latin, dan Terjemahannya

Tarhim merupakan suatu bacaan sholawat yang berisi pujian dan kehormatan kepada Rasulullah, yang seringkali dikumandangkan di masjid menjelang subuh.

Mengutip buku Kumpulan Doa, Dzkir dan Sholawat Al-Khoirot karya A. Fatih Syuhud, berikut bacaan tarhim shubuh.

الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَاإمَامَ الْمُجَاهِدِيْنَ ۞ يَارَسُوْلَ اللهْ • الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَانَاصِرَ اْلهُدَى ۞ يَا خَيْرَ خَلْقِ اللهْ • الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَانَاصِرَ الْحَقِّ يَارَسُوْلَ اللهْ • الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَامَنْ اَسْرَى بِكَ مُهَيْمِنُ لَيْلًا نِلْتَ ۞ مَا نِلْتَ وَالأَنَامُ نِيَامْ وَتَقَدَّمْتَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّ كُلُّ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاَنْتَ الْإِمَامْ وَاِلَى الْمُنْتَهَى رُفِعْتَ كَرِيْمًا وَ سَمِعْتَ نِدَاءً عَلَيْكَ السَّلَامْ ۞ يَا كَرِمَ الْأَخْلَاقْ ۞ يَارَسُوْلَ اللهْ ۞ صَلىَ اللهُ عَلَيْكَ ۞ وَ عَلىَ عَلِكَ وَ اَصْحَابِكَ أجْمَعِيْنَ۞

Ash-shalaatu was-salaamu 'alaiyk, Yaa imaamal mujaahidiin, Yaa Rasuulallaah. Ash-shalaatu was-salaamu 'alaaik, Yaa naashiral hudaa, Yaa khayra khalqillaah.

Ash-shalaatu was-salaamu 'alaaik, Yaa naashiral haqqi yaa Rasuulallaah. Ash-shalaatu was-salaamu 'alaaik. Yaa Man asraa bikal muhayminu laylan nilta. Maa nilta wal-anaamu niyaamu, wa taqaddamta lish-shalaati fashallaa kulu man fis-samaai wa antal imaamu wa ilal muntahaa rufi'ta kariiman wa ilal muntahaa rufi'ta kariiman wa sai'tan nidaa 'alaykas salaam.

Yaa kariimal akhlaaq yaa Rasuulallaah, Shallallaahu 'alayka, wa 'alaa 'aalika wa ashhaabika ajma'iin.

Artinya:
"Sholawat dan salam semoga dilimpahkan padamu wahai pemimpin para pejuang, Yaa Rasulullah, sholawat serta salam semoga diberikan kepadamu wahai penuntun petunjuk Ilahi, wahau makhluk yang paling baik, sholawat dan salam semoga tercurahkan atasmu, Wahai penolong kebenaran, Ya Rasulullah, sholawat dan salam semoga tercurahkan kepadamu.

Duhai Yang Memperjalankanmu pada malam hari, Dialah Yang Maha Melindungi, Kau memperoleh apa yang engkau dapat sedangkan seluruh manusia tidur, Dibelakangmu ada semua penghuni langit saat mengerjakan salat dan engkau jadi imam, Kau diberangkatkan menuju Sidratul Muntaha sebab kemulianmu, Dan suara ucapan salam atasmu kau dengar. Wahai yang sangat mulia akhlaknya, Ya Rasulullah, Semoga sholawat selalu dilimpahkan kepadamu, untuk keluarga dan sahabatmu."


Catatan:
Bacaan tarhim ini disusun seorang Syekh dari Mesir dan ahli qiraat bernama Syekh Mahmoud Khalil Al-Hussary. Dalam buku Ramadan Bersama Rasul: Panduan Ibadah di Bulan Suci Ramadan oleh Alvian Iqbal Hasbillah, tarhim di Indonesia pertama kali dipopulerkan pada tahun 1960-an.

Mengutip NU Online, tarhim adalah suara yang dikumandangkan dari masjid atau mushalla dengan tujuan membangunkan umat Islam untuk persiapan sholat subuh. Tarhim juga membantu membangunkan umat Islam yang ingin melaksanakan sholat Tahajjud.

Adapun dalil mengenai tarhim adalah:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَمْنَعَنَّ أَحَدَكُمْ أَوْ أَحَدًا مِنْكُمْ أَذَانُ بِلَالٍ مِنْ سَحُورِهِ فَإِنَّهُ يُؤَذِّنُ أَوْ يُنَادِي بِلَيْلٍ لِيَرْجِعَ قَائِمَكُمْ وَلِيُنَبِّهَ نَائِمَكُمْ

Artinya:
Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah bersabda: Kalian tak perlu mencegah Bilal untuk adzan sewaktu sahur karena adzan itu bertujuan untuk mengingatkan siapa saja yang masih berjaga dan sekaligus membangunkan yang tertidur. (Fathul Bari Syarh al-Bukhari, Juz II, hlm 244)

Dalam kitab Al Fath, Al-Hafidz berkata, "Pernah terjadi sebelum waktu subuh dan bukan hari Jumat, bacaan tasbih dan sholawat atas nabi. Bukan adzan, baik dari sisi bahasa maupun agama.

Sementara itu, dalam kitab Fiqhus Sunnah Juz I dijelaskan bahwa dalam hadits-hadits lain diterangkan, tarhim yang disuarakan keras lebih baik. Akan tetapi, disuarakan pelan juga lebih baik jika dikhawatirkan munculnya sikap riya atau mengganggu orang yang sedang melaksanakan sholat (tahajjud). Selagi aman dari hal tersebut, tarhim dengan suara keras lebih baik.

sumber: detikhikmah